tiba - tiba terlontar pertanyaan dari seorang teman, yun, apa beda orang yang pacaran dengan yang g??? ane shock dpt pertanyaan gtuan, haha,, secara saya adalah penganut paham jomblo itu pilihan, dan paham indah pada waktu nya.. :D ane harus berusaha menjawab,, tapi dengan sangat disayangkan bibir ini keluh ketika mendapatkan pertanyaan itu.. jawaban yang ane berikan pun benar- benar tidak memuaskan keingin tahuan nya.. Beliau yang bertanya adalah seorang ikhwan (laki - laki) -_- (ane kurang mampu menjelaskan, apa lagi masalah yang beginian,, YA RABB shock nya ane Beda dalam hal Berkah nya, begitu spontan jawab ane,, terus tau dari mana yg g pacaran itu berkah? yang pacaran itu g berkah ?? nah mulai dari pertanyaan ini, ane kurang mampu menjawab pertanyaan beliau dengan sempurna,, karena ane risih kalo bicara dengan ikhwan masalah yang beginian... (lagi - lagi batin ini menjeriit,, Ya Rabb bantuu *,*)
Sebenar nya yang membuat nya menjadi tidak berkah adalah cara dari pacaran itu sendiri, bukan status nya!! berbeda jika sudah diikat oleh janji suci, setiap interaksi antara dua orang yang saling mencinta, adalah dihitung IBADAH.. manusia memang diciptakan berpasang - pasangan, untuk saling mengenal.. semata - mata diciptakan untuk lebih mengagumi dan mengakui kemaha ESA an NYA.. bukan status pacaran nya yang membuat berkah atau tidak, tapi cara - cara yang ada di dalam nya, yg di bilang TTM jg bisa di katatakan tidak berkah (tidak sesuai tuntunan islam) karena interaksi di dalam nya, hanya saja pengertian pacaran pada umum nya sudah menjurus - jurus kesana.. lebih baik menjauuh ketimbang mepet mepet,, karena syetan itu ada dimana- mana bahkan dekat dengan aliran darah manusia.. ane pribadi kurang bisa mendokrin beliau dengan hadis dan Al Quran, karena ane juga merasa blm dan bukan orang yang tepat untuk berkata.. :)
perspektif lain yang sebenar ny ingin ana sampaikan kebeliau tapi keluh di bibir dan akhirnya tak mampu berkata adalah seperti ini,
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32) Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.
Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.
Di antara batasan-batasan tersebut ialah:
1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina:
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.
2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW bersabda, “Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). “
3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad)
4. Harus menjaga mata atau pandangan. Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman, “Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka…..Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka…” (QS. An-Nur: 30-31)Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan penuh dengan gelora nafsu.
5. Menutup aurat. Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak, memakai “make up” dan sebagainya setiap
langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti
perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga)Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh. Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan, berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau mungkin silakan berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin maka jangan sekali-kali berpacaran.
langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti
perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga)Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh. Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan, berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau mungkin silakan berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin maka jangan sekali-kali berpacaran.
Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi). Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim). Dikutip dari http://www.alislam.or.id/artikel/arsip/00000028.html
waulahua'lam..
ane pribadi juga hanya manusia biasa yang TIDAK luput dari semua dosa, hanya ingin menjadi lebih baik- dan baik.. karena NYA karena sejati NYA pemilik kehidupan hanya lah DIA, ALLAH Ya Rahman Wa Rahim..